Saat kau singgah diwaktu yang
tepat
Semua berawal dari kemurungan
yang berlarut-larut, tak semua nasehat yang didapat selalu kulakukan dengan
baik, banyak waktu sia-sia terbuang karna satu hal berlarut yang selalu terpikir
dalam kepalaku. Hingga akhirnya kau yang takterpikir hadir.
Aku, halnya kelinci dalam
daftar pencobaan abadi.
Kalau bisa meminta, Kelinci tak akan mau waktu itu datang. Waktu ketika Kelinci
memintanya, bertemu mata dengan ukuran waktu yang sangat lama di studio rekaman kala itu Atau waktu baru-baru ini, seseorang yang hanya sejenak singgah, satu
kisah yang baru, satu kisah yang baru-baru ini singgahi benak Kelinci.
Ia datang disaat yang tepat, tiga
tahun sudah Kelinci dibodohi waktu dan seseorang dengan set drum, yang tak
pernah melihat Kelinci, tetiba datang seseorang yang tak Kelinci kenal lalu mengisi
hari-hari gelap Kelinci.
Ia datang dengan memberi Kelinci
setangkup harapan, memercikkan Kelinci dengan embun sejuk yang sedari awal ia
berikan hingga batas kemarin.
Ia yakinkan Kelinci, bahwa
dengannya, mencintainya, Kelinci bisa dapatkan cinta.
Ia amat yakin hingga mebuat
keakuan Kelinci akhirnya luluh, melakukan halnya pujangga mencari cinta.
Namun cara Kelinci yang terlalu
mudah meyakinkannya membuat ia sedikit bosan.
Kelinci tak berniat jatuh cinta,
Kelinci tak ingin memulai, namun ia meyakinkan Kelinci, memuja Kelinci dengan
cara yang tak pernah sekalipun dilakukan oleh seseorang dipikiran Kelinci dengan set drum dahulu.
Bodoh saat Kelinci lakukan
kembali kesalahannya, mudah terbuai, terlampau bising, tak pernah bersabar akan
mendapatkan kepemilikan.
Salah Kelinci, selalu merasakan
hal terlalu cepat, memikirkan terlalu banyak, perduli berlebih, dan yang
terutama, Kelinci yang akhirnya pertama mencintai.
Hingga akhirnya kau tinggalkan
Kelinci dengan waktu yang terlampau cepat.