REKONSILIASI SKEPTISIS
(oleh: widya sari kusuma
dewi)
Gerimis kian besar dan senja yang kau banggakan bukan lagi jingga,
bukan juga lembayungmu. Pecahkan derai hujan dan rasakan bau khasnya
yang menguap pelan.
Ialah detik, yang bersaksi
akan tumpahnya samudera yang mengalir dipipi.
Kilau parasmu bagai pengalih keraguanku, bijak tutur katamu
hancurkan skeptis tentangmu. Juga, kuanggap wajar atas opini dua tempat berbeda
antara kita. Ah! Jarak bukanlah masalah.
Ialah klasik, membentang opini wajar untukmu tanpa
pengecualian kala itu.
Secercah sesal datang seraya bayang pelukmu dipikiran. Kuharap kau
tak pernah lupa cara hargai sunyi.
Ialah sunyi, yang tak
pernah kutawarkan hingga perayaan keputusanmu memilih dia.
Tak ada derai hujan, ia hanya rintik kenangan yang jatuh bersamaan.
Kau bukan akhir, tapi sebuah proses menuju rumah. Pemburu juga takkan
menyandarkan tombaknya hingga ia terkubur peluhnya sendiri. Denganmu, jatuh cinta dan kopi tak pernah sepahit rasa
kehilangan.
Ialah keakuanku, yang luluh,
yang usai saat kearifanku mulai bertindak.
Lantas kamera semesta adalah saksi, saat kau pamerkan foto profilmu,
bercerita ia yang sedang menggenggam erat tanganmu, letih yang kau nikmati
bersama wanita yang kini kau anggap calon istri. Seperti sandaran jiwa bertahta
mahkota.
Ialah rumahmu, alasan
mengapa hatiku tak lagi bisa mengatakan pulang.
Notes:
Rekonsiliasi, adalah proses pencocokan data atau pencatatan yang terjadi di dua
tempat yang berbeda.
Skeptisis, adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu
yang belum tentu kebenarannya.
Analogi
dalam tulisan ini, adalah segala sesuatu akan terlihat seolah selalu benar
apabila sedang jatuh cinta, begitu pula segala sesuatu akan selalu salah
apabila kita tidak lagi saling cinta. Disini, jatuh cinta membuat
ketidakcocokan tersebut menjadi seolah wajar namun kemudian sikap skeptis
membuatnya sadar bahwa bukanlah ia yang diinginkan pasangannya dimasa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar